Tempat Wisata NTT di Bajawa atau Ngada yang sangat mempesona
Bajawa adalah ibu kota kabupaten
Ngada, banyak orang yang mengatakan Ngada alah Bajawa, padahal Bajawa
adalah kecamatan yang sekaligus sebagai pusat ibu kota kabupaten Ngada.
Bajawa, terletak di jantung Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Menurut
penduduk setempat, Bajawa merupakan kota yang berada didalam mangkok
atau memiliki bentuk seperti mangkok, dan banyak penduduknya berasal
dari pulau jawa. Karena nama Bajawa berasal dari kata Ba yang berarti
mangkok, dan Jawa yang artinya Pulau Jawa. Bentuk kota Bajawa yang
seperti mangkok ini karena, kota ini dikelilingi oleh gunung dan
bukit-bukit. Jumlah penduduk di Bajawa kurang lebih ada 15 ribu orang.
Kota ini juga telah memiliki fasilitas yang cukup memadai untuk
menyambut para turis, baik domestik maupun asing.
1. Air Terjun Ogi Bajawa
Air
terjun Ogi terletak di desa Faobata, kecamatan Bajawa, Flores. Air
terjun ini sangat mudah dicapai karena sangat dekat dengan Bajawa.
Letaknya sekitar 7 km dari kota Bajawa. Tetapi karena sedikitnya
penunjuk jalan yang ada untuk menuju ke lokasi, para pengunjung
disarakan untuk bertanya kepada penduduk setempat untuk memperoleh
informasi. Air terjun yang memiliki ketinggian kira-kira 30 meter ini,
dikelilingi oleh pepohonan rindang, dan udara yang sejuk, membuat saya
sendiri ingin cepat-cepat mengunjunginya..
2. Kampung Bena Kabupaten Ngada
Kampung
Bena, adalah salah satu perkampungan Megalitikum. Kampung ini terletak
di Kabupaten Ngada, Flores, provinsi Nusa Tenggara Timur. Kampung ini
tepatnya terletak di desa Tiwuriwu, kecamatan Jerebu, kabupaten Ngada.
Jarak kampung ini dari pusat kota Bajawa sekitar 19 km. Letak kampung
ini berada di kaki gunung Inerie. Masyarakat di Kampung Bena percaya
bahwa gunung adalah tempat dewa. Dan mereka meyakini keberadaan Yeta.
Yeta adalah dewa yang bersinggasana di gunung tersebut yang telah
melindungi kampung mereka.
Bentuk
kampung ini memanjang, dan memiliki kontur tanah yang miring. Pintu
masuk kampung berada di arah utara. Dan di arah selatan merupakan puncak
dan tebing yang terjal. Letak rumah-rumah pada kampung ini
berhadap-hadapan dalam dua barisan. Pada awalnya hanya ada satu suku
dikampung ini yaitu suku Bena. Perkawinan dengan suku lain akhirnya
melahirkan suku-suku baru yang membentuk keseluruhan penduduk kampung
Bena. Hal ini terjadi karena penduduk Kampung Bena menganut sistem
kekerabatan (matriarkat). Sekarang, ada kurang lebih 40 rumah yang telah
dihuni oleh 9 suku yaitu: suku Bena, suku Dizi, suku Dizi Azi, suku
Wahto, suku Deru Lalulewa, suku Deru Solamae, suku Ngada, suku Ngada,
suku Khopa, dan suku Ago.
Rumah
di kampung ini mempunyai bentuk yang seragam. Dari dinding yang terbuat
dari kayu dan bambu, sampai ke atap yang tinggi yang terbuat dari ijuk.
Di tengah kampung terdapat beberapa bangunan yang mereka sebut sebagai
Bhaga dan Ngadhu. Bangunan Bhaga ialah bangunan yang berbentuk mirip
pondok kecil (tanpa penghuni). Sedangkan Ngadhu, adalah bangunan
bertiang tunggal dan beratap serat ijuk hingga bentuknya menjadi seperti
pondok peneduh. Tiang Ngadhu berasal dari kayu khusus yang keras yang
berfungsi sebagai tiang gantungan saat sedang mengadakan pesta adat.
Di
tengah lapangan, terdapat juga sebuah lapangan terbuka yang terdapat
batu-batu Megalitikum yang merupakan makam para leluhur. Selain, kedua
bangunan tersebut, ada bangunan lainnya seperti, Sakalobo. Sakalobo
adalah rumah keluarga inti pria, yang telah ditandai dengan adanya
patung pria yang sedang memegang parang dan busur panah di atas rumah
itu. Dan, Sakapu'u, merupakan rumah keluarga inti perempuan. Pada bagian
depan beberapa rumah, dipajang tanduk kerbau dan rahang babi. Ini
menandakan bahwa keluarga yang menempati rumah yang telah dipajangi
dengan tanduk kerbau telah berbuat suatu kebaikan untuk orang miskin.
Sedangkan rahang babi menunjukan babi yang telah dipotong untuk
digunakan pada upacara Kasao. Kasao sendiri adalah upacara pembuatan
rumah yang digunakan oleh Kampung Bena.
Penduduk
kampung Bena termasuk ke dalam suku Bajawa. Saat ini, mayoritas
penduduk di kampung tersebut adalah agama penganut agama Katolik. Pada
umumnya mereka bermata pencaharian sebagai peladang/ petani. Bagi kaum
wanita, masih ditambah dengan bertenun. Penduduk yang bermata
pencaharian sebagai petani selalu menggelar pesta adat Reba dalam setiap
tahunnya. Reba merupakan suatu pesta adat yang diadakan pada bulan
Desember atau Januari, untuk melakukan syukuran atas apa yang telah
diperoleh masyarakat kampung tersebut dalam satu tahun. Serta,
masyarakat juga memohon keberhasilan pada masa mendatang. Selain untuk
mewujudkan syukur kepada Tuhan, Reba juga sekaligus sebagai ritual untuk
menghormati nenek moyang. Pada saat prosesi Reba berlangsung, semua
anggota keluarga berkumpul dalam sebuah rumah adat dan harus memakai
pakaian adat Kampung Bena.
Kampung
Bena, belum pernah tersentuh teknologi. Arsitektur bangunan masih
sangat sederhana. Kampung Bena diperkirakaan telah ada sejak 1.200 tahun
yang lalu, berdasarkan catatan yang ada pada menurut catatan pemerintah
Kabupaten Ngada. Mereka masih dengan teguh untuk memegang adat istiadat
yang telah diwariskan oleh nenek moyang. Masyarakat di Kampung Bena
tidak mengeksploitasi lingkungannya yang berupa lahan pemukiman
dibiarkan sesuai kontur asli tanah di daerah itu yaitu tanah berbukit.
Kampung
Bena berbentuk seperti perahu, yang menurut kepercayaan zaman
megalitikum perahu dianggap punya kaitan dengan wahana bagi arwah untuk
menuju ke tempat tinggalnya. Perahu ini mempunyai nilai kerjasama,
gotong royong, dan kerja keras yang telah para leluhur contohkan saat
mereka menaklukkan alam, dan mengarungi lautan untuk sampai ke Bena.
Jika ingin mengunjungi Kampung Bena, pengunjung tidak dikenakan biaya
masuk. Para pengunjung hanya diminta untuk mengisi buku tamu yang telah
disediakan, dan memberikan donasi seiklasnya kepada kampung tersebut,
yang nantinya donasi yang telah terkumpul akan digunakan untuk
pemeliharaan kampung agar segala budaya dan adat istiadat Kampung Bena
dapat terjaga. Karena hal ini, pantaslah Kampung Bena dicalonkan untuk
menjadi Situs Warisan Dunia (UNESCO) pada tahun 1995.
3. Gunung Inerie Kabupaten Ngada
Gunung
Inerie, adalah gunung tertinggi dari sekian banyak gunung yang berada
di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, Flores. Gunung ini memiliki
ketinggian 2.245 meter diatas permukaan laut, yang berbentuk seperti
kerucut.
Jika
ingin mendaki gunung ini, titik awal pendakian berada di desa Watumeze
yang berjarak sekitar 30 menit ditempuh dari Bajawa. Pendakian yang
berawal dari desa Watumeze sampai ke puncak gunung ini, dapat memakan
waktu tiga jam. Jika sudah sampai ke puncak Gunung Inerie, dapat
terlihat pemandangan kota Bajawa, laut Sawu, dan hutan-hutan yang masih
hijau rindang di wilayah Kabupaten Ngada, Bajawa.
4. Wisata Alam Laut 17 Riung Kabupaten Ngada
Wisata
Alam Laut 17 Pulau Riung terletak di kecamatan Riung, sebelah utara
wilayah Kabupaten Ngada. Jarak dari Bajawa ibukota Kabupaten Ngada 75
Km, dapat ditempuh selama 2 1/2 jam dengan kendaraan umum maupun
pribadi. Kawasan Taman Laut tersebut sebagian wilayahnya terletak di
daratan pulau Flores serta sebagiannya di perairan teluk Riung dengan
tebaran pulau-pulaunya yang sangat indah.
Terletak
di perairan desa Tadho, Kelurahan Benteng Tengah, Kelurahan Nangamese,
Lengkosambi, desa Sambinasi dan desa Latung kecamatan Riung. Di kawasan
ini terdapat 17 pulau besar dan kecil yang letaknya berdekatan satu sama
lain. Pulau-pulau itu adalah pulau Pata, Bangko, Rutong, Bampa, Sua,
Telu, Mborong, Kolong, Ontoloe, Sui, Wire, Meja, Wawi, Batu, Taor,
Laingjawa, Wingkureo. Pulau-pulau tersebut dapat dilihat dengan
berkeliling menggunakan Speedboat selama kurang lebih dua setengah jam.
Perairan di kawasan ini memiliki beberapa jenis karang yang keras dan
lembut, dan ada juga ikan hias berwama-warni. Semua keindahan bawah taut
tersebut dapat dinikmati dengan mata telanjang dari atas perahu pada
saat laut dalam keadaan tenang di pagi hari sekitar pukul 05.00 – 06.00.
Bila
wisatawan ingin menikmati keindahan bawah laut secara langsung, maka
dapat memanfaatkan peralatan diving yang tersedia di Wisma Pesona Riung.
Di wilayah darat kawasan ini terdapat Kadal Raksasa langka yang
biasanya disebut Mbou oleh masyarakat setempat, atau biasanya di sebut
juga Mbou Riung. Mbou Riung ini sama jenisnya dengan Varanus Komodoensis
di Pulau Komodo, hanya warnanya lebih menarik. Selain itu, masih ada
bentangan pasir putih di Pulau Rutong dan Ribuan Kelelawar di Pulau
Ontoloe yang cukup menarik minat para pengunjung.
5. Wisata Mawar Laut Kabupaten Ngada
Objek
Wisata Mawar Laut merupakan salah satu Primadona daya tarik obyek
wisata yang terdapat di kawasan Taman Wisata Alam Riung. Mawar Laut
merupakan kumpulan telur Kelinci Laut yang saling melekat satu dengan
yang lainnya dan menyerupai bunga Mawar. Mawar laut tersebut tumbuh dan
melekat pada batu karang di dasar laut pada kedalaman antara 5 sampai
dengan 10 meter dibawah permukaan laut. Untuk menikmati keindahan mawar
laut tersebut para wisatawan harus bisa menyelam dengan menggunakan
peralatan renang yang disediakan oleh Bidang Pariwisata Pemda Ngada yang
tersedia di Wisma Riung Pesona. Para penyelam dapat meminta bantuan
tenaga terampil pemandu wisata yang telah berpengalaman.
6. Pulau Kelelawar Kabupaten Ngada
Pulau
kelelawar bakau berdiam dan menghiasi pulau terbesar di teluk Riung
yakni pulau Ontoloe. Kelelawar-kelelawar bakau tersebut bergantungan
pada ranting-ranting bakau baik siang maupun malam hari. Sungguh
merupakan pemandangan yang sangat menakjubkan karena sangat banyak
jumlahnya mencapai puluhan ribu ekor. Kelelawar bakau tersebut
bergantungan pada ranting bakau yang rendah dan relatif cukup mudah
terjangkau. Oleh deru mesin dan bunyi sirene Speed Board yang mendekat
ke arah kelelawar-kelelawar tersebut beterbangan di sekitar lokasi
pemukimannya sampai dengan saat pengunjung meninggalkan lokasi mereka.
7. Pulau Pasir Putih Kabupaten Ngada
Pulau
Pasir Putih adalah Salah satu daya tarik wisata kawasan 17 pulau Riung,
pulau Rutong yang memiliki pasir putih yang terkenal sangat indah.
Sangat baik untuk mandi, berjemur dan beristirahat. Pulau Rutong
letaknya sangat dekat dengan lokasi tebaran beraneka jenis terumbu
karang. Berbagai jenis terumbu karang tersebut ada yang keras maupun
lembut.
Terumbu
karang yang beraneka ragam dan sangat menakjubkan. Dapat dilihat dengan
mata telanjang dan jaraknya relatif sangat dekat di kedalaman antara 1
meter sampai dengan 20 meter. Bagi pengunjung yang ingin menikmati
keindahan panorama alam bawah laut hendaknya berangkat ke lokasi
tersebut kurang lebih jam 06.00 pagi saat air laut masih tenang.
8. Pemandian Air Panas Mengeruda Bajawa
Permandian Air Panas Mengeruda terletak di desa Piga kecamatan Soa, 25 km ke arah utara kota Bajawa. Airnya mengandung belerang yang berkasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Saat ini obyek wisata air panas Mengeruda sedang dilengkapi dengan beberapa fasilitas antara lain Cottage/ penginapan, kolam renang permanen, restoran, pelataran parkir dan lain sebagainya untuk kepentingan wisatawan.
9. Objek Wisata Lekolodo Bajawa
Obyek
wisata Lekolodo terletak kurang lebih 10 km di jalan raya
Bajawa-Aimere. Memiliki keunikan pemandangan alam yang masih terjaga
kelestariannya. Terdapat air terjun dan kolam renang alami yang dapat
digunakan sebagai tempat peristirahatan untuk melepaskan berbagai
kepenatan akibat berbagai kesibukan harian. Juga sangat baik untuk
dijadikan lokasi olahraga mendaki gunung dengan tantangan yang cukup
berat karena terletak di lereng gunung Inerie.
10. Kawah Wawomuda Bajawa
Kawah
ini terletak di dusun Ngoranale, kelurahan Susu, kecamatan Bajawa,
kabupaten Ngada. Untuk mencapainya, harus berkendara selama kurang lebih
15 menit dan mendaki gunung dengan berjalan kaki sekitar 30 menit
(setengah jam).
Kawah
Wawomuda terbentuk pada tahun 2001 setelah gunung Wawomuda meletus.
Setelah meletusnya gunung tersebut, terbentuklah kawah ini. Kawah ini
memiliki tiga kawah kecil dengan warna yang berbeda, yaitu kuning,
coklat, dan merah kecoklatan. Kawah ini sering pula disebut Mini
Kelimutu, karena perubahan warna pada kawah ini terjadi dari hasil
reaksi vulkanis serta mikroorganisme yang ada di air kawah.
Komentar
Posting Komentar